Alfalfa atau nama latinnya Medicago sativa L adalah tanaman
hutan liar tertua di dunia. Tumbuh di pegunungan mediterania di sebelah barat
daya Asia. Alfalfa berasal dari Iran.
Alfalfa diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun
490 sebelum masehi.
Kata Alfalfa berasal dari bahasa arab terbagi dalam dua
bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan “falf” yang artinya ribuan
kenikmatan dan manfaat atau orang Yunani menyebutnya “bapak dari segala
makanan”, ciptaan dan karunia. Penyebaran tanaman ini ke berbagai belahan dunia
diduga terjadi pada zaman perunggu. Penyebarannya sendiri diperkirakan melewati
daerah Asia Tengah.
Kandungan kalsium di Alfalfa juga sangat tinggi yaitu 14
kali lebih dibandingkan bibit gandum. Alfalfa juga mengandung alkalin.
Alkalinitas membantu untuk menetralkan keasaman dalam tubuh. Daun Alfalfa
memiliki kandungan zat hijau daun (chlorophyll) yang empat kali lebih tinggi
daripada sayuran yang biasa di konsumsi. Chlorophyll merupakan molekul
pembentuk pigmen hijau pada tumbuhan, alga, dan bakteri. Molekul itu
menangkap cahaya dan melepaskan elektron
untuk membentuk gula serta oksigen dalam proses fotosintesis.
Alfalfa merupakan salah satu kacang-kacangan alam tertua di
dunia, Alfalfa diketahui dibudidayakan selama lebih dari 2000 tahun. By history
seluruh tanaman Alfalfa (daun, tangkai, akar dan biji) dapat dimakan oleh
manusia. Orang-orang Arab, beberapa abad yang lalu, menggunakan Alfalfa sebagai
pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya dapat membuat hewan-hewan mereka
cepat dan kuat. Ketika mereka mencoba ramuan sendiri, mereka menjadi sangat
yakin manfaat kepada kesehatan dan kekuatan yang mereka namakan pabrik
“Al-Fak-Facah”, yang berarti “Bapak Semua Makanan”. Orang Spanyol kemudian
merubah nama menjadi Alfalfa. Akar dari tanaman Alfalfa dapat menyentuh ke
dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak dapat diakses oleh sebagian
tanaman lainnya.
Seperti diutarakan Sandy Setyadi, Forage Farming Spc
Departemen Produksi Unit Dairy Farm, PT Greenfields Indonesia, alfalfa adalah
tanaman jenis legum yang di dalamnya kaya dengan kandungan protein dan berbagai
vitamin serta mineral. “Salah satu kandungan alfalfa yang dicari adalah zat
anti depressant yang akan sangat berpengaruh terhadap produksi ternak,” ujarnyaMaka
dari itu alfalfa berusaha di budidayakan di indonesia “Alfalfa cocok untuk
dijadikan pakan semua hewan ternak, mulai ikan, ayam, itik, babi, sapi
pedaging, sapi perah,dan kelinci,” sebutnya.
Meningkatkan Produksi Susu
Disebutkan oleh Panca, Alfalfa utamanya sebagai pakan pada
sapi atau kambing perah untuk meningkatkan produksi susu. “Alfalfa
diyakini mengandung galactagogue, zat
yang menginduksi laktas”. Seolah mengiyakan Panca, disebutkan Sandy,hasil pemakaian
alfalfa sebagai pakan ternak untuk sapi perah sanggup menaikkan produksi susu
dan kadar Total Solid (TS)-nya tanpa menunggu 10 hari. “Sehari aplikasi
langsung besok bereaksi,” ungkapnya dengan semangat.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan, Sandy mendapat informasi
dari peternak kelinci, anak kelinci yang diberi asupan alfalfa dalam bentuk
hay(jerami) mempunyai pertumbuhan yang lebih bagus dibandingkan yang tidak
diberi alfalfa. “Kalau untuk indukan kelinci yang diberi alfalfa hay selama
masa kebuntingan, akan mempunyai anak kelinci yang relatif lebih tahan terhadap
penyakit dan (Survival Rate/SR) daya hidupnya
tinggi,” ungkapnya.
Kandungan Protein Yang Tinggi
Tanaman
ini mengandung 60 nutrisi, sehingga disebut “bapak dari semua tumbuhan”.
Tanaman Alfalfa juga mengandung 8 asam amino esensial bersama dengan
karbohidrat, protein, serat vitamin, dan sejumlah kecil lemak. Kandungan
protein dalam Alfalfa adalah 18,9% dibandingkan 16,5% untuk daging sapi, 3,3%
untuk susu dan 13,1% untuk telur.